Tuesday, September 9, 2025
Home AswajaBuku Tulis SD TRILOGI TOKOH PENDIRI NU

TRILOGI TOKOH PENDIRI NU

by lpmnudiy
0 comment

1. K.H. HASYIM ASY’ARI

Tiga tokoh pendiri Nahdlatul Ulama dikenal dengan istilah trilogi tokoh pendiri NU. Adapun trilogi tokoh pendiri NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Wahab Hasbullah, dan K.H. Bisri Sansuri.  Tokoh dalam gambar tersebut adalah K.H. Hasyim Asy’ari sebagai pendiri sekaligus Rais Akbar NU (pemimpin tertinggi pertama NU). Beliau juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.

K.H. Hasyim Asy’ari lahir di desa Gedang kota Jombang Jawa Timur pada tanggal 14 Februari 1871. Beliau adalah putra ketiga dari pasangan Kyai Asy’ari dan Nyai Halimah. Sedari kecil beliau belajar ilmu di pesantren dan ikut mengajar santri juga.

Selain itu, selama tujuh tahun beliau belajar di Mekkah dan Madinah. Setelah beliau pulang ke Indonesia, beliau mendirikan pondok pesantren Tebuireng di Jombang. Dipesantren inilah beliau mengajar santri, ikut berjuang melawan penjajah dan mengatur kegiatan politik dari pesantren. Beliau dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Beliau terkenal sebagai kyai yang paling berpengaruh pada saat itu karena dianggap memiliki karamah dari Allah. Dalam kitab Adab al-Alim wal Muta’allim dan Bidayat al-Muqtashid wa Hihayat al-Muqtashid karya K.H. Hasyim Asy’ari dbahwa dalam menuntut ilmu haruslah disertai dengan  moralitas atau adab yang baik. Sebagai seorang santri harus memahami bahwa ilmu yang didapat dari menuntut ilmu harus ditujukan untuk mencari ridla Allah agar bermanfaat untuk umat. Ilmu harus disertai dengan amal, begitu pula sebaliknya beramal harus disertai ilmu. K.H. Hasyim Asy’ari meninggal dunia karena sakit pada tanggal 25 Juli 1947.

banner

2. K.H. WAHAB HASBULLAH

Trilogi pendiri NU yang kedua adalah K.H. Wahab Hasbullah. Beliau lahir di Tambakberas, Jombang pada tanggal 31 Maret 1888 dari pasangan K.H. Hasbullah Said dan Nyai Latifah. Beliau adalah ulama berpandangan modern dan pelopor kebebasan berpikir di kalangan umat Islam di Indonesia. Pemikiran ini beliau tuangkan bersama K.H. Bisri Sansuri dalam kelompok diskusi, sebagai media komunikasi, dan ajang bertukar pikiran antar tokoh penting nasional yang diberi nama “Taswirul Afkar” di Surabaya pada tahun 1941. K.H. Wahab Hasbullah adalah pencipta lagu “Ya lal Wathon”. Beliau aktif berjuang melawan penjajah Belanda dan Jepang dengan berada di garda terdepan sebagai pemimpin Laskar Hizbullah. K.H. Wahab Hasbullah pernah menjabat sebagai Rais Aam PBNU tahun 1947-1971. Beliau dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. K.H. Wahab Hasbullah meneruskan perjuangan ayahnya menjadi pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum di Tambakberas dan pernah berguru kepada K.H. Hasyim Asy’ari sebelum melanjutkan studi ke Mekkah bersama K.H. Bisri Sansuri.

Karakter utama K.H. Wahab Hasbullah yang patut kita teladani adalah orang yang ilmu pengetahuannya luas dan berkepribadian terbuka, tidak keras, dan tidak fanatik. Ia sangat terbuka dengan kritik dan saran, ataupun pendapat dari orang lain. Beliau adalah sosok penyayang kepada guru, sahabat, kerabat,  maupun santrinya, mudah bergaul, dan tidak suka membeda-bedakan dengan orang lain. K.H. Wahab Hasbullah meninggal pada tanggal 29 Desember 1971 dalam usia 83 tahun.

3. K.H. BISRI SANSURI

Trilogi pendiri NU yang ketiga adalah K.H. Bisri Sansuri. Beliau lahir pada tanggal 18 September 1886 di desa Tayu kota Pati Jawa Tengah dari pasangan Kyai Syansuri dan Nyai Mariah. Beliau adalah ulama yang ahli di bidang fiqih, juga seorang politisi berkarakter kuat. Beliau aktif dalam organisasi NU, pernah menjabat sebagai Rais Aam PBNU tahun 1972-180. Beliau aktif di bidang perekonomian bernama Nahdlatut Tujjar. Beliau juga mendirikan rumah yatim piatu dan pelayanan kesehatan yang dirintisnya di berbagai tempat.

Beliau adalah pejuang keadilan dan kesetaraan gender dengan mendirikan pondok pesantren putri pertama di Indonesia yang bertempat di Pesantren Mamba’ul Ma’arif, Denanyar, Jombang. Sifat beliau yang bisa diteladani yaitu hatinya lembut, tawadlu (rendah hati), K.H. Bisri Sansuri pernah berguru kepada K.H. Hasyim Asy’ari dan nyantri di beberapa pesantren di Indonesia sebelum melanjutkan ke Mekkah bersama K.H. Wahab hasbullah. K.H. Bisri Sansuri wafat pada tanggal 25 April 1980.

You may also like

Leave a Comment

LP Ma’arif NU PWNU DIY adalah lembaga otonom Nahdlatul Ulama (NU) di Daerah Istimewa Yogyakarta yang berfokus pada pengelolaan pendidikan. Sebagai bagian integral dari NU, LP Ma’arif NU PWNU DIY memiliki misi untuk mengembangkan pendidikan berkualitas yang berlandaskan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

LOCATION

Edtior's Picks

Latest Articles