Ma’News – Yogyakarta – 19/12/2025 – Kabar membanggakan datang dari Satuan Komunitas (SAKO) Pramuka Pandu Ma’arif NU DIY. Mereka berhasil memborong sejumlah gelar juara dalam ajang Kemah Perdamaian dan Kemanusiaan 2025 yang diselenggarakan oleh SAKO Pandu Ma’arif NU Jawa Tengah. Kegiatan yang berlangsung selama lima hari, mulai tanggal 15 hingga 19 Desember 2025 ini, bertempat di Bumi Perkemahan Pudiklatda Candra Birawa, Karanggeneng, Gunung Pati, Kota Semarang.
Dalam ajang bergengsi yang mengusung tema besar “Merawat Jagad Mencintai Lingkungan untuk Masa Depan” tersebut, SAKO Pandu Ma’arif NU DIY mengirimkan 6 sangga, yang terdiri dari 3 sangga putra dan 3 sangga putri dari berbagai SLTA Ma’arif NU se-DIY. Partisipasi aktif mereka dalam berbagai giat—mulai dari pameran budaya, petualangan jelajah alam, hingga pelatihan skill—akhirnya membuahkan hasil manis dengan diraihnya berbagai kemenangan.
Kontingen DIY didampingi langsung oleh jajaran pengurus SAKO Pandu Ma’arif NU DIY. Tim pendamping yang turut serta antara lain Taufik Ahmad Soleh, M.A., Yani Rismawati, S.Pd., Wiyadi, A.Ma., Doni Saputra, S.Pd., Siti Sulastri, S.Pd., Sulastri Puji Astuti, S.Pd., Rohmad Pamungkas, S.I.P., dan M. Nanang Rifa’i, S.Pd.

Torehan prestasi pertama dipersembahkan oleh Akbar, siswa SMA Sunan Kalijaga, yang sukses menyabet Juara 1 Lomba Melukis. Mengangkat tema “Kemanusiaan dan Perdamaian Dunia”, Akbar mampu menerjemahkan pesan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga perdamaian ke dalam kanvasnya. Akbar mengaku sangat menikmati proses kreatif yang memakan waktu lebih dari lima jam tersebut.
“Saya benar-benar menikmati setiap goresannya dan fokus pada konsep yang ingin saya buat. Meskipun saya selesai paling akhir, sekitar 5 jam 30 menit, dan sempat harus melakukan improvisasi karena keterbatasan waktu, saya sangat senang ketika diumumkan menjadi juara pertama,” ungkap Akbar penuh syukur.
Lalu pada giat Kuliner Nusantara, Iqliman Rendy Pratama (SMK Nurul Haromain) dan Wahid Prasetyo (SMK YAPPI Wonosari) berhasil meraih Juara 1. Mereka menyajikan “Mie Lethek”, kuliner legendaris khas Bantul yang terbuat dari bahan alami singkong. Tidak hanya rasa. tapi kiga presentasi yang mengenai sejarah dan keaslian bahan lokal ini sukses memikat hati para juri.
“Awalnya saya sempat tidak menyangka akan menang karena peserta lain menyajikan masakan yang terlihat lebih heboh. Namun, karena Mie Lethek ini unik dan tidak ditemukan di luar Jogja, juri justru sangat antusias. Bahkan setelah mencicipi, juri sampai mengambil piring sendiri untuk makan malam,” cerita Iqliman bangga.

Kemeriahan semakin terasa saat kontingen DIY menampilkan kekayaan budaya lokal dalam Giat Karnaval Nusantara, yang sukses mengantarkan mereka meraih Juara 2. Barisan kirab DIY tampil beda dengan membawakan konsep Bergodo atau Bregada Rakyat—seni keprajuritan yang mengadaptasi gaya Keraton Yogyakarta. Formasi lengkap mulai dari pemegang bendera, Dimas Diajeng, pasukan bergodo, hingga pemain musik tradisional yang membawa bendhe dan tambur, berhasil menciptakan atmosfer yang berbeda sepanjang rute karnaval. Yusuf Kurniawan, Pradana Kontingen DIY dari SMK Pembangunan Karangmojo, menuturkan bahwa kemenangan ini tidak lepas dari bobot materi budaya yang mereka bawa.
“Banyak warga yang antusias meminta foto bersama. Bagi kami, faktor kemenangan terletak pada kualitas kostum, alat musik, dan para peraga yang tampil totalitas. Perasaan lelah seketika hilang berganti rasa bangga saat nama DIY dipanggil sebagai juara di antara puluhan kontingen lain,” ujar Yusuf.

Menutup rangkaian prestasi di bidang seni, tim putra SAKO DIY juga berhasil meraih Juara 3 Pentas Seni. Penampilan kolaboratif yang dibawakan oleh Iqliman Rendy P. (SMK Nurul Haromain), Khoirussabri M. (SMA Ma’arif Wates), Jalu Seta A. (MA Ma’arif Nglipar), Alwi Luman Saadi (SMK Ma’arif 1 Kota Yogyakarta), Rafli Anjar Secario (SMK Pembangunan Karangmojo), ini menggabungkan tarian Jathilan dengan atraksi sembur obor yang dramatis.
Menanggapi deretan prestasi gemilang ini, Ketua SAKO Pandu Ma’arif NU DIY, Taufik Ahmad Soleh, M.A., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh kontingen. Ia berharap pencapaian di Semarang ini bukan menjadi garis finis, melainkan batu loncatan untuk prestasi yang lebih tinggi.

Anda juga bisa mengunduh berita ini dengan klik link di bawah…
