1. K.H. Nawawi Abdul Aziz
K.H. Nawawi Abdul Aziz lahir di Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah, pada 25 Dzulhijjah 1343 H (17 Juli 1925 M) dari pasangan Kyai Abdul Aziz dan Nyai Bandiyah.
Pendidikan awal Kyai Nawawi dimulai dari bimbingan ayahnya sendiri. Setiap selesai shalat Maghrib dan subuh, Kyai Nawawi kecil belajar Al-Qur’an kepada ayahnya, yang kemudian menumbuhkan kecintaannya terhadap Al-Qur’an. Selain itu, ia juga mempelajari ilmu fiqh kepada Kyai Ansori, seorang tetangga dekatnya, sambil tetap menempuh pendidikan formal di Sekolah Rakyat (SR).
Menginjak usia remaja, Kyai Nawawi melanjutkan pendidikan ke Pesantren Lerap, Kebumen, bersama kakaknya selama dua tahun. Setelah itu, ia menimba ilmu di Pesantren Tugung, Banyuwangi, di mana ia mempelajari fiqh, tafsir, hingga tasawuf. Namun, agresi militer Belanda di Surabaya memaksanya kembali ke Purworejo.
Setelah situasi membaik, ayahnya mengarahkan Kyai Nawawi untuk belajar di Pesantren Krapyak di bawah asuhan K.H. R. Abdul Qodir. Kealimannya membuat K.H. R. Abdul Qodir menikahkannya dengan Nyai Walidah, salah satu adiknya. Walaupun sudah menikah dan memiliki anak, semangat Kyai Nawawi dalam mendalami ilmu tidak pernah surut.
Ia melanjutkan pendidikannya di Pesantren Yanbu’ul Quran, Kudus, di bawah bimbingan K.H. Arwani Amin. Pada tahun 1955, Kyai Nawawi berhasil menyelesaikan pendidikan Qiraah Sab’ah dengan baik dan menerima syahadah/ijazah hafalan Qiraah Sab’ah dari K.H. Arwani Amin.
Pada tahun 1978, Kyai Nawawi mendirikan Pondok Pesantren An Nur di Ngrukem, Bantul, yang terus berkembang hingga saat ini.
Kyai Nawawi tercatat sebagai Ketua NU DIY pada periode 1984-1989 bersama R.H. Suwardiyono. Ia kemudian terpilih kembali untuk periode 1989-1991.
K.H. Nawawi Abdul Aziz wafat pada Rabu, 24 Desember 2014, sekitar pukul 19.45 WIB di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Sardjito akibat sakit tua. Makamnya berada di Maqbaroh Jejeran, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta.
2. H. Sofwan Helmi
H. Sofwan Helmy lahir pada 8 Agustus 1945 di Blitar, Jawa Timur, dari pasangan K.H. Ahmad Tamami dan Nyai Hj. Siti Hasanah. Beliau adalah anak kedua dari 12 bersaudara. Dalam sejarah NU DIY, H. Sofwan Helmy tercatat sebagai Ketua PWNU DIY periode 1987-1996.
Pendidikan dasar hingga tingkat atas dihabiskan K.H. Sofwan Helmy di Blitar. Semangat dan jiwa ke-NU-an beliau sudah terlihat sejak muda, terinspirasi oleh ayahnya yang merupakan pengurus Syuriah PCNU Blitar. Ketika masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah, beliau telah menjadi Ketua IPNU Cabang Blitar, sebuah buah dari pendidikan dan pengamatan terhadap pengabdian ayahnya di NU.
Pada tahun 1970, K.H. Sofwan Helmy juga menjabat sebagai Ketua GP Ansor Blitar, di masa yang penuh tantangan bagi NU dan kaum Nahdliyin, terutama menghadapi tekanan pemerintahan Orde Baru kala itu.
Setelah menikah dengan Hj. Irchami pada tahun 1974, K.H. Sofwan Helmy pindah ke Yogyakarta. Di kota pelajar ini, beliau bertemu dengan sepupunya, K.H. Saiful Mujab, yang saat itu menjabat sebagai Ketua PWNU DIY. Pertemuan ini semakin membangkitkan semangat K.H. Sofwan Helmy untuk berkhidmat di NU, meskipun di tengah kesibukannya menjalani kehidupan di tempat yang baru. Dalam perjalanan hidupnya, K.H. Sofwan Helmy sempat beberapa kali berpindah tempat tinggal.
Pada tahun 1980, K.H. Sofwan Helmy diangkat menjadi Wakil Ketua PCNU Kota Yogyakarta. Dalam konferensi berikutnya, beliau terpilih sebagai Ketua PCNU Kota Yogyakarta. Selama masa jabatannya, K.H. Sofwan Helmy memprakarsai pembangunan Masjid Al Huda dan kantor PCNU Kota Yogyakarta.
Pada tahun 1987, beliau terpilih menjadi Ketua Tanfidziyah PWNU DIY periode 1987-1991, mendampingi K.H. Asyhari Marzuki. Kepemimpinan beliau berlanjut pada periode kedua (1992-1996) dengan posisi yang sama, bersama K.H. Asyhari Marzuki. K.H. Sofwan Helmy wafat pada 16 Desember 2007 dalam usia 62 tahun. Jejak perjuangan dan dedikasinya kepada NU akan selalu dikenang oleh Nahdliyin di Yogyakarta dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT. Beliau dimakamkan satu kompleks dengan K.H. Zainal Abidin Munawwir dan K.H. Saiful Mujab. https://maps.app.goo.gl/qzHYNH7mGd98i9B16?g_st=ic