Semanu, 18 Juni 2024, lpmnudiy.id – Dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Adha 1445 H, LP Ma’arif NU PWNU DIY telah sukses menggelar acara pengajian dan penyembelihan hewan qurban di SMK Ma’arif Semanu. Pada pagi hari, mulai pukul 6, dilakukan penyembelihan hewan qurban berupa satu ekor kambing dan sapi yang dilakukan oleh guru dan karyawan SMK Ma’arif Semanu. Acara ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar warga serta menumbuhkan semangat berbagi dan keikhlasan di tengah masyarakat.

Acara pengajian diawali dengan registrasi para peserta yang diiringi oleh hiburan hadroh dari siswa. Pembukaan acara dilakukan oleh Master of Ceremony (MC) dengan penuh khidmat, dilanjutkan dengan pembacaan Gema Wahyu Ilahi.
Seluruh peserta bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya, Subhanul Wathon, dan Mars Ma’arif yang dipimpin oleh petugas. Sambutan dari Kepala Sekolah SMK Ma’arif Semanu sebagai tuan rumah menambah kekhidmatan acara.

Dalam sambutannya, Ketua LP Ma’arif NU PWNU DIY, Dr. Tadkiroatun Musfiroh, M.Hum, menekankan pentingnya semangat berkorban yang menjadi inti dari peringatan Idul Adha. Ia menyampaikan bahwa berkorban, seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim, adalah bentuk keimanan tertinggi yang mengajarkan kita untuk mengorbankan apa yang kita sukai demi ridho Allah. Selain itu, ia juga mengumumkan bahwa mulai bulan Juli akan ada pergantian Kepala Sekolah SMK Ma’arif Semanu. Pergantian ini dilakukan melalui lelang jabatan dengan seleksi yang ketat untuk meningkatkan kompetitivitas sumber daya manusia di LP Ma’arif.
Dr. Tadkiroatun Musfiroh juga menambahkan bahwa berniat ibadah untuk meminta sesuatu itu diperbolehkan, namun yang lebih utama adalah beribadah hanya untuk mengharap ridho Allah, sebagaimana dilakukan Nabi Ibrahim. Beliau juga menekankan bahwa tema qurban tahun ini adalah mengorbankan rasa malas untuk meraih prestasi di LP Ma’arif. Ini berarti mendorong seluruh siswa dan warga sekolah untuk tidak membiarkan kemalasan menghalangi mereka dalam mencapai kesuksesan, melalui disiplin, kerja keras, dan kemauan untuk terus belajar.

Dalam konteks ini, mengorbankan rasa malas berarti memotivasi diri untuk bekerja lebih keras, lebih disiplin, dan lebih berkomitmen dalam menuntut ilmu serta berkontribusi positif bagi sekolah dan masyarakat. Hal ini melibatkan:
- Disiplin Waktu: Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar, berlatih, dan mengikuti kegiatan sekolah yang bermanfaat.
- Inisiatif dan Kreativitas: Tidak hanya menunggu instruksi, tetapi juga aktif mencari peluang untuk belajar hal baru, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan berpartisipasi dalam lomba-lomba akademik maupun non-akademik.
- Kerja Keras dan Ketekunan: Menyadari bahwa kesuksesan tidak datang secara instan, tetapi melalui proses yang panjang dan membutuhkan usaha yang konsisten.
- Kolaborasi dan Kerjasama: Mengembangkan kemampuan bekerja sama dengan teman sekelas, guru, dan pihak lain untuk mencapai tujuan bersama.
- Menghadapi Tantangan: Tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan, tetapi terus berusaha dan mencari solusi terbaik.

Puncak acara pengajian dan doa dipimpin oleh K.H. Ja’far Abdus Syakur dari Pondok Pesantren An-Nur Srimpi, Karangmojo. Dalam ceramahnya, beliau menjelaskan bahwa manusia sempurna dilihat dari empat aspek: iman, ilmu, amal, dan ikhlas.
- Iman: Iman yang kuat mendorong seseorang untuk mencari ilmu melalui belajar Alquran, hadis, ijma, dan qiyas.
- Ilmu: Belajar sepanjang hayat adalah kunci. K.H. Ja’far memberikan contoh tokoh-tokoh besar Islam seperti Ibnu Sina yang pada usia 12 tahun sudah hafal Alquran dan menjadi pelopor kedokteran, serta Imam Ghazali dan Imam Syafii yang juga hafal Alquran sejak usia muda. Pada masa kejayaan Islam, masjid dan mushola aktif dalam menghafal Alquran dan hadis, menjadikan umat Islam maju. Namun, kemajuan ini sekarang sering terhambat oleh hal-hal seperti permainan di ponsel. Beliau menekankan pentingnya terus mencari ilmu, bahkan ke negeri Cina.
- Amal: Salah satu bentuk amal adalah melalui infaq. Infaq masjid harus dimanfaatkan untuk memakmurkan dan meramaikan masjid, dengan janji bahwa Allah akan melipatgandakan infaq yang dikeluarkan.
- Ikhlas: Segala bentuk ibadah dan amal harus dilakukan dengan niat yang ikhlas untuk mengharap ridho Allah.
Di akhir ceramahnya, K.H. Ja’far Abdus Syakur berpesan agar memakmurkan masjid melalui sholat berjamaah, menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tamu undangan penting, antara lain Bapak Ja’far Abdus Syakur sebagai penceramah utama, Ketua LP Ma’arif NU PWNU DIY beserta jajarannya, Panewu Semanu, Kapolsek Semanu, Danramil Semanu, Lurah Semanu dan Ngeposari, Dukuh Wareng, Ketua MWC NU Semanu, DPS SMK Ma’arif Semanu, serta Kepala Sekolah dan Madrasah Ma’arif (SMK/SMA/MA) se-Gunungkidul, Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta.
Selain itu, Kepala Sekolah SMP dan MTs se-Kapanewon Semanu, serta warga sekitar SMK Ma’arif Semanu juga turut hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Acara yang diselenggarakan ini menjadi momentum yang berarti bagi seluruh peserta, terutama dalam memperdalam nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan. Selain itu, kegiatan penyembelihan hewan qurban juga menjadi simbol pengorbanan dan keikhlasan yang dapat dijadikan teladan bagi semua pihak.
Rangkaian acara yang telah disiapkan berhasil membawa suasana Idul Adha yang penuh syukur dan kepedulian terhadap sesama.
Tahun ini, LP Ma’arif NU PWNU DIY juga melaksanakan peringatan Idul Adha di beberapa lokasi lain. Pada tanggal 19 Juni, acara serupa akan diselenggarakan di SMK Ma’arif Ngawen dan SMK Ma’arif 3 Wates. Dengan demikian, semangat Idul Adha dan kebersamaan dapat dirasakan lebih luas di berbagai daerah.